Ini 5 Tips Paling Ampuh Terbitkan Buku Keren Ala Bu Nora

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-75, kelas menulis bersama Om Jay dan Bunda Kanjeng masih tetap digelar. Setelah mengikuti upacara virtual di pagi hingga siang harinya, saya sangat antusias untuk mengikuti kelas menulis pertemuan ke-6 ini. Kini, dengan tema “Belajar dan Berbagai Cara Menerbitkan Buku Keren”, kami kedatangan tamu yang sangat spesial. 

Narasumber kami kali ini adalah Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Perempuan yang lebih akrab dipanggil Nora ini adalah seorang pendidik di SMP Negeri 8 Semarang untuk mata pelajaran IPA dan Prakarya. 

 

Bu Nora mengawali kelas di hari Senin malam tersebut dengan menceritakan pertemuan awalnya dengan dunia kepenulisan yang terjadi sewaktu dirinya masih menempuh studi S1. Ketika itu dirinya diajak untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat provinsi. 

 

“Awalnya ragu, tapi penasaran juga.” Kenang Bu Nora. 

 

Setelah melakukan persiapan selama beberapa bulan dengan belajar otodidak bersama dengan teman-temannya dan juga dosen pembimbing, akhirnya Bu Nora berhasil mendapatkan juara 3 tingkat provinsi. Sejak itulah, dirinya mulai ketagihan menulis hingga memenangkan berbagai lomba karya ilmiah. Bahkan, hadiah dari berbagai lomba tersebut dapat menutup biaya kuliah S2nya.

 

Namun, kebiasaan tersebut menurun seiring dengan berpindahnya prioritas, mulai dari bekerja hingga berkeluarga. Seiring berjalannya waktu, semangat Bu Nora dapat kembali membara ketika dirinya diajak rekan kerja hingga bergabung dengan kelas menulis Om Jay. 

 

“Pencapaian terbesar saya adalah dapat menulis dan menerbitkan buku dan diterima di penerbit mayor, Andi.” Cerita Bu Nora.

 


Dari awalnya yang mengikuti kelas menulis, perjalanan dunia literasi Bu Nora terus mengalami perkembangan. Puncaknya adalah ketika dirinya mampu menerbitkan karyanya yang berjudul ‘Digital Mindset’ yang juga dibantu oleh Prof Eko di salah satu penerbit mayor di Indonesia, penerbit Andi. 

 

Bahkan, tak disangka, setelah itu, Bu Nora terus mengembangkan kemampuan menulisnya dengan menuangkan berbagai ide dan gagasannya di media online hingga media cetak. Salah satunya adalah tulisannya yang dimuat di media online Suara Guru PB PGRI. Karyanya pun juga pernah dimuat di majalah Geliat Gemilang Bandung. Selain itu, Bu Nora juga telah merilis buku keduanya yang berjudul ‘Jurus Jitu Menulis dan Berprestasi’. 



Dari berbagai pengalaman dan perjalanan tersebut, Bu Nora memiliki tips dan trik paling jitu untuk memulai menulis hingga akhirnya dapat dilirik dan diterbitkan oleh penerbit mayor, Andi. Simak tips jitu di bawah ini!

 

1.    Kesempatan tidak datang dua kali


Sebuah pepatah yang mengatakan bahwa ‘Kesempatan tidak datang dua kali’ menjadi tips jitu pertama yang dibagikan oleh Bu Nora kepada para peserta kelas menulis bersama Om Jay kali ini. Bu Nora mengaku bahwa berbagai karya yang telah dirilisnya berupa artikel di media online hingga bukunya adalah hasil dari kemauannya untuk mengambil berbagai kesempatan yang ada. 

 

2.    Susun target


Setelah selalu menggunakan berbagai kesempatan sebaik-baiknya, poin kedua adalah menyusun target. Bu Nora menjelaskan bahwa maksud dari target adalah kapan karya tersebut harus diselesaikan. Tenggat waktu ini disesuaikan dengan kemampuan masing-masing penulis dalam menyelesaikan karyanya yang dilihat dari outline yang telah disusun. Sebagai contoh, jika outline yang dimiliki ada 4 bab, maka penulis bisa menyusun target dengan 4 bulan selesai. Jadi, setiap bulannya, penulis harus bisa menulis satu bab. 

 

3.    Rajin catat referensi


Salah satu kendala yang kerap dihadapi oleh seorang penulis dalam menerbitkan buku di penerbit mayor adalah referensi. Sering kali setelah menemukan sumber informasi atau referensi yang menarik, penulis lupa menuliskannya sehingga informasi tersebut tidak dapat diverifikasi. Akibatnya, penerbit mayor tidak dapat menerbitkan karyanya tersebut. Maka dari itu apapun sumber informasinya, pastikan untuk selalu mencatatnya. Sumber informasi atau referensi tersebut pun dapat berasal dari manapun mulai dari jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, buku, hingga modul Kemdikbud. 

 

Selain mencatatnya, pastikan untuk memilih sumber informasi yang terkini dan paling aktual. Dengan begitu, penulis dapat dengan mudah memverifikasinya karena informasinya masih sangat fresh. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan keterkaitan antara penulis dengan pembacanya melalui informasi yang masih baru. 

 

4.    Konsisten dan disiplin


Bu Nora mengakui bahwa poin ke-4 ini memang yang paling sulit diwujudkan. Pasalnya, jika sekali saja tidak disiplin dan konsisten, maka tulisannya akan terbengkalai dan akhirnya tidak selesai. Untuk mengatasinya, Bu Nora menyarankan untuk menentukan waktu tersendiri sesuai ritme bekerjanya. Namun, Bu Nora juga mencontohkan bahwa dirinya dapat secara konsisten dan disiplin menyelesaikan karyanya karena kegiatan menulisnya baru akan dimulai di atas jam 9 ketika anak-anaknya sudah terlelap. Dirinya juga mengaku telah menanamkan dalam dirinya bahwa menulis adalah hobinya. Oleh karena itu hobi harus dilakukan dengans senang. 

 

Sedangkan konsistensi dan disiplin tinggi tersebut juga akan menemui salah satu tembok besarnya yang bernama kejenuhan. Bu Nora juga mengembalikan hal ini kepada penulis masing-masing. Pasalnya, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi rasa bosan. Namun Bu Nora memilih untuk libur dua hari dalam satu minggu setiap Minggu malam dan Rabu malam. Pada kedua hari tersebut, Bu Nora memilih untuk mengisinya dengan mengembangkan kanal YouTubenya dengan memberikan berbagai media pembelajaran. Dengan memberikan jeda tersebut, dirinya tidak akan merasa jenuh karena harus bertemu dengan tulisan setiap harinya. 

 

5.    Nikmati prosesnya


Setelah outline sudah meyakinkan, target sudah bagus, dan referensi sudah lengkap, maka penulis hanya butuh menuliskannya. 

 

“Jangan terlalu terpaku buku kita harus terbit di penerbit mayor. Nikmati saja alurnya, masalah penerbitan akan mengikuti.” Tegas Bu Nora. 

 

Itu adalah kalimat yang paling membuat saya sangat antusias untuk menulis. Jika dari awal terlalu berfokus pada menerbitkan buku di penerbitan mayor, nanti akan menjadi sangat kecewa jika ternyata bukunya tidak dilirik oleh penerbitan mayor. Bahkan, bisa jadi kecewa. Maka dari itu, agar tidak kecewa, lebih baik menikmati saja prosesnya, dijalani saja alurnya, maka penerbitan akan mengikuti. 



Setelah menyelesaikan pemaparan mengenai pengalamannya dengan tema “Belajar dan Berbagai Cara Menerbitkan Buku Keren”, pendidik yang sudah menerbitkan dua buku ini memberikan kesempatan bagi para peserta kelas menulis untuk memberikan berbagai pertanyaan. Dari berbagai pertanyaan tersebut, Bu Nora juga menambahkan bahwa dirinya masih memiliki impian untuk merealisasikan berbagai karya ilmiahnya yang dulu sempat membawanya menjadi juara 3 tingkat provinsi dan berbagai karya ilmiahnya yang membuatnya bisa mengenyam studi hingga jenjang Strata II. 

 

Di akhir pertemuan, sambil memekikkan kata ‘Merdeka’ karena bertepatan dengan HUT Republik Indonesia, Bu Nora juga menyampaikan satu kalimat pamungkas. 

 

“Menulislah, karena dengan menulis dan berkarya adalah caramu untuk hidup 1000 tahun bahkan beribu-ribu tahun lagi.” Pungkas Bu Nora. 

 

Komentar

  1. Saya mampir pertama kali
    Tetap semangat Ibu Umi

    Resume nya lengkap, walau terlambat, tetap semangat

    BalasHapus
  2. lanjutkan. meskipun baru gabung dah bisa bikin resume lengkap, hebat

    BalasHapus
  3. Lebih baik ada dari tidak ada sama sekali..saya jadi semangst Bu...kemaren kendala jaringan..virus malas muncul..tapi kembali semangat setelah membaca tulisan ibu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Guru Roma Bagikan 4 Tips Paling Jitu Tanamkan Budaya Menulis dalam Diri

SEMANGAT BELAJAR MENULIS DI BLOG

Silabus Menulis dari pak Akbar Zainudin