Silabus Menulis dari pak Akbar Zainudin

Dengan menulis, maka seseorang dapat hidup selama seribu tahun. Kalimat yang disampaikan oleh Bu Nora pada pertemuan sebelumnya di kelas menulis Om Jay tersebut terus terngiang dalam kepala saya. Meskipun hampir semua orang mengalami aktivitas menulis, tidak banyak orang yang benar-benar bisa membuatnya dalam sebuah buku. 

Kali ini, kelas menulis bersama Om Jay memberikan berbagai penjelasan menarik tentang langkah-langkah menulis yang baik dan benar sehingga dapat membuatnya menjadi sebuah buku. Pemateri yang dihadirkan pun tidak main-main. Beliau adalah Akbar Zainudin, penulis buku populer Man Jadda Wa Jadda. 


Di awal kelas, pak Akbar menghadirkan materi dalam video yang telah diunggah ke kanal YouTubenya yang bernama Coach Akbar Zainuddin. 



Selain memberikan materi dalam bentuk video, pak Akbar juga menjelaskannya secara gamblang dalam kelas menulis bersama Om Jay tersebut. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, ini memberikan penjelasan tentang langkah-langkah menulis buku dan kemudian menerbitkannya. Langkah tersebut terangkum dalam singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit. 

 

1.     Tema


Tema besar sangat penting dalam proses menulis. Baik buku fiksi maupun non-fiksi, seorang penulis harus menentukan tema besar yang akan ditulis dalam bukunya. Tema sendiri dapat menjadi rel atau jalur yang akan mengikat kita. Selain itu, tema juga akan menjadi petunjuk sekaligus pengingat ketika kita ternyata sudah berada di luar jalur atau berada di luar tema. 

 

Beberapa contoh tema yang bisa digunakan adalah kerja keras, romantisme, cara belajar, cara menulis, cara memancing, dan sebagainya. 

 

Namun, pastikan untuk konsisten dalam memilih tema tersebut. Dengan konsisten terhadap satu tema, maka pembaca tidak akan bingung dengan bacaan yang kita tulis. Selain itu, dengan satu tema tertentu, pembaca juga akan semakin percaya dengan tulisan yang telah kita buat. Tema juga adalah bentuk ‘branding’ kita kepada pembaca sehingga kita akan dikenal sebagai ahli dalam bidang tulisan tertentu. 

 

2.     Outline

 


Outline sering kali diabaikan oleh para penulis ketika memulai kebiasaan menulis hingga menjadikannya sebuah buku. Selain tema, outline juga bisa digunakan sebagai petunjuk atau rel agar tulisan tidak melenceng atau lari kemana-mana. 

 

Selain itu, ada juga beberapa fungsi dari penggunaan outline dalam menyusun sebuah buku. Di antaranya adalah bisa digunakan untuk target, menghindari kebuntuan ketika menulis, hingga dengan adanya outline, buku dapat segera diselesaikan. Outline atau lebih sering disebut sebagai daftar isi juga dapat digunakan untuk memfokuskan buku pada satu ide. Dengan begitu, informasi yang ingin disampaikan oleh penulis dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh pembaca. 

 

Lalu, bagaimana cara menulis outline yang baik dan benar? Gunakan prinsip dasar 5W+1H.

-      What: terkait definisi, pengertian, pembagian dan lainnya

-      Why: terkait alasan atau penyebab, tujuan dan manfaat buku ditulis

-      How: terkait strategi, langkah, hingga tips dan trik. 

-      When dan Where bisa dipakai bisa juga tidak

 

Dalam menjelaskan langkah yang harus ditempuh, pak Akbar juga membagikan contoh penerapannya penggunaan prinsip dasar dalam menyusun outline tersebut dengan menggunakan bukunya. 

 

Memiliki tema umum motivasi hidup, pak Akbar memulai dengan prinsip dasar menulis outline dari Why. 

-      Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.

-      Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.

-      Apa tujuan hidup seseorang?

 

Setelah menggunakan prinsip dasar Why dalam mengawali buku, pak Akbar melanjutkan dengan prinsip dasar What. 

-      Apa itu sukses?

-      Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?

-      Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.

 

Setelah Why, bagian akhir Outline saya adalah How.

-      Bagaimana bermimpi besar.

-      Bagaimana membuat rencana (action plan).

-      Menjadi kreatif.

-      Kapan harus memulai? 

 


Dengan memberikan penjelasan dan contoh dari buku yang ditulis sendiri oleh pak Akbar, saya jadi lebih paham karena lebih mudah dipahami. Bahkan, selain buku ‘Man Jadda Wa Jadda’, pria berusia 47 tahun ini juga menjelaskan secara detil penggunaan prinsip dasar penyusunan Outline dengan menggunakan dua bukunya yang lain. 

 

3.     Jadwal

 


Dari jumlah poin yang ada di outline, kita bisa membuat jadwal yang paling sesuai dengan kemampuan kita. Misalnya, dari 20 poin outline, kita bisa memilih untuk mengerjakan setiap poinnya dalam kurun waktu satu minggu. Dengan begitu, keseluruhan buku bisa diselesaikan dalam waktu 20 minggu. 

 

Dengan membuat jadwal, kia akan lebih mudah untuk mengelola dan mengevaluasi hasil tulisan kita. Pak Akbar juga memberikan kiat khusus cara membuat jadwal. 

-      Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan

-      Isi Nomor 

-      Isi Judul Artikel

-      Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis

-      Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini. 

-      Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.

 

4.     Tuliskan

 

Tema sudah ada, outline sudah lengkap, dan jadwal sudah tersusun rapi, maka langkah selanjutnya adalah mulai menulis. Dalam memulai proses menulis, jangan terpaku atau fokus pada kesempurnaan tulisan karena hal ini hanya akan menghambat proses menulis. Pastikan untuk menulis dengan mematuhi outline dan jadwal yang telah disusun. 

 

Kunci yang utama dalam langkah ini adalah disiplin diri dan komitmen. Jika keduanya dapat dilakukan dengan baik, maka kita bisa melangkah ke tahap selanjutnya. 

 

5.     Revisi

 

Jika draft tulisan sudah selesai semuanya dan Outline telah penuh dengan berbagai penjelasannya, maka langkah selanjutnya adalah revisi. Di langkah inilah kita dapat mulai menyempurnakan berbagai tulisan yang ada dalam draft sebelumnya. Dengan membuat tahap revisi tersendiri, kita dapat menghemat waktu. Selain itu, kita juga dapat menghindari kejenuhan atau kemalasan dalam menyelesaikan buku karena tidak terpaku pada tulisan yang sempurna ketika sedang proses menulis. 

 

Dalam tahap ini, pak Akbar menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang wajib direvisi. 

-      Data dan informasi jika dirasa ada yang kurang. 

-      Tata Bahasa. 

-      Gaya Tulisan atau gaya bahasa harus disesuaikan dan disamakan dari bagian awal hingga bagian akhir buku dengan tema dan target pembaca.

-      Judul setiap poin atau subbab yang ada dalam buku. Buatlah judul-judul yang menarik.

 

6.     Penerbit

 

Di tahap ini, pak Akbar memberikan penjelasan terkait pertimbangan penerbit dalam menerbitkan buku kita. 

-      Buku laku atau tidak

Penting bagi seorang penulis untuk memperhatikan target pembaca. Hal ini berhubungan erat dengan kebutuhan target pembaca kita. Kebutuhan pembaca tersebut terkait dengan beberapa hal, mulai dari apakah pembaca butuh buku kita, siapa yang membutuhkan, hingga kebutuhan apa yang dijawab oleh buku kita?

 

Semakin banyak dan penting kebutuhan yang disediakan oleh buku kita untuk pembaca, maka semakin besar pula peluang buku kita diterbitkan.

 

-      Pembeda

Dari awal proses menulis dan mencari referensi, kita harus bisa mengetahui ciri khas dari buku kita. Apa yang membedakan buku kita dari berbagai buku yang membahas tema yang sama, Dengan kita mampu menjawab pertanyaan ini, penerbit akan semakin yakin dan peluang diterbitkan juga akan semakin terbuka lebar. 

 

-      Kontribusi

Penerbit juga akan mempertimbangkan kemampuan kita dalam membantu pemasaran buku. Kita bisa menjawab pertanyaan ini dengan memberikan berbagai opsi pemasaran buku mulai dari penyebaran melalui media sosial, menggelar seminar, pelatihan, diskusi buku, hingga membangun komunitas. Selama kita bisa menghadirkan berbagai opsi untuk membantu pemasaran buku agar buku tersebut semakin laku, maka peluang buku kita diterbitkan akan semakin besar. 

 

-      Teknis penerbitan

Setiap penerbit memiliki syaratnya tersendiri agar buku dapat diterima dan diterbitkan. Bahkan, beberapa penerbit besar hanya mengharuskan penulis untuk mengirimkan draft tulisan saja. Jika kemudian penerbit tertarik dengan karya kita, maka pihak penerbit akan langsung menghubungi kita. Rentang waktu antara pengiriman naskah hingga pengumuman diterbitkan atau tidak biasanya sekitar 3 bulan. 

 

Setelah menghadirkan penjelasan yang sangat detil dan jelas, pak Akbar mempersilahkan peserta kelas menulis bersama Om Jay gelombang 15 untuk bertanya. Beberapa pertanyaan pun dilontarkan. Salah satunya adalah cara yang digunakan oleh pak Akbar dalam mematuhi jadwal. 

 

Pak Akbar menyampaikan bahwa menulis itu memiliki dua sisi yaitu mental dan keterampilan. Hal ini berkaitan dengan Mau dan Mampu. Kalau kita mentalnya bagus dengan mau terus menulis dan berjuang, maka keterampilan akan semakin terasah dan hasilnya juga akan semakin bagus. Namun, jika tidak memiliki mental sehingga tidak mau dan hanya bermalas-malasan, meski keterampilan dianggap bagus, maka buku sulit diselesaikan. 

 

Di akhir pertemuan pak Akbar juga menambahkan. 

 

“Jika sudah dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis dipaksa menulis. Insyaallah, jadwal akan bisa kita penuhi.” pungkas pak Akbar. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pak Guru Roma Bagikan 4 Tips Paling Jitu Tanamkan Budaya Menulis dalam Diri

SEMANGAT BELAJAR MENULIS DI BLOG