Ini Kisah Sukses Cikgu Tere Wujudkan Impian Terbitkan Buku di Penerbit Mayor

Kelas menulis bersama Om Jay dan PGRI tak pernah berhenti menghadirkan berbagai kejutan. Kali ini, di hari ketiga kelas menulis, kami kehadiran salah satu penulis yang sudah cukup dikenal dalam dunia kepenulisan dan literasi Tanah Air khususnya bagi pegiat literasi di dunia pendidikan. 

Penulis tersebut adalah Theresia Sri Rahayu S.Pd.SD stau biasa dipanggil dengan nama Cikgu Tere yang data ditemui di https://www.cikgutere.com atau di kanal YouTube/Theresia Sri Rahayu

 

Pengalaman Cikgu Tere dalam dunia literasi tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, pendidik yang mengajar di SD Waihibur, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini telah menerbitkan sejumlah buku bahkan ada juga yang diterbitkan oleh penerbit mayor, penerbit Andi. 

 

Selain itu, Cikgu Tere juga memiliki segudang prestasi di dunia pendidikan, mulai dari Juara 1 Guru berprestasi tingkat Kecamatan Padalarang – Kab. Bandung Barat pada tahun 2014, peserta Short Course ke Luar Negeri dalam program 1000 Guru ke Luar Negeri tahun 2019, hingga Blogger inspiratif dari Ikatan Guru TIK PGRI dengan Penerbit Andi Yogyakarta. 

 

Dengan berbagai pencapaian tersebut tak heran jika kelas menulis bersama Om Jay kali ini memiliki tema “Pengalaman Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor”. Mengetahui tema tersebut, saya pun sangat antusias sejak awal kelas. Pasalnya, rangkaian tema yang dihadirkan pun cukup terhubung dengan sebelumnya bertemakan “Belajar Menulis Buku” dan “Belajar Menerbitkan Buku”. 

 

Sesuai dengan temanya, kelas belajar menulis kali ini menghadirkan berbagai pengalaman Cikgu Tere dalam menembus seleksi naskah di penerbit Andi yang notabene adalah penerbit mayor. 

 

Diawali dari kegiatan Belajar Menulis melalui Grup WA, Cikgu Tere memulai perjalanan awalnya meraih kepercayaan dari penerbit mayor. Ketika itu, guru kelahiran Kuningan, Jawa Barat, ini tergabung dalam Grup Pelatihan Menulis Gel. 4 dengan narasumbernya Prof. Richardus Eko Indrajit. 

 

Bukan hanya karena materi yang sangat menarik, tetapi Cikgu Tere juga merasa begitu antusias dengan tantangan yang diberikan oleh Prof Eko dalam salah satu materinya. Tantangan tersebut berupa menulis buku dalam waktu seminggu. 

 

“Beliau melelang topik bukunya dan meminta kami memilih salah satu topik tersebut dengan langsung menuliskan nama kami. Saat itu, ada banyak topik yang diberikan. Topik - topik ini terdapat dalam chanel youtube beliau yaitu ekoji chanel. Ternyata, beliau setiap hari melakukan live seminar di youtube dengan berbagai topik yang sangat menarik dan tentunya bermanfaat.” kenang Cikgu Tere. 

 

Setelah memilih dari sejumlah topik yang dapat dilihat dalam kanal YouTubenya, Prof EKOJI Channel, saya sangat penasaran dengan Ubiquotus Learning. Tanpa menunggu waktu lama, saya pun langsung menuliskan nama saya untuk menjadi penulis buku. 

“Waahh, luar biasa sekali rasanya saat itu. Saya pun segera menyusun outline dan japri beliau. (seumur - umur baru berinteraksi dgn Profesor secara langsung / japri) lalu di luar espektasi saya, beliau langsung membaca dan melihat pengajuan judul serta outline yg saya serahkan.” Ungkap Cikgu Tere.


 

 

Setelah melakukan berbagai diskusi dan menyusun outline, Cikgu Tere dan Prof Eko menyetujui bahwa judul yang akan digunakan adalah “Belajar Semudah Klik, Membangun Ekosistem Ubiquotous Learning dalam Konsep Merdeka Belajar”. Bahkan, Prof Eko pun juga sangat antusias dengan buku tersebut. Hal tersebut terlihat dari keinginan Prof Eko untuk menjadi penulis kedua dan pembuatan cover buku keesokan harinya. 

 

Proses penyusunan naskah pun terus berlangsung. Hingga akhirnya Cikgu Tere harus mempresentasikan proses naskahnya secara virtual. Setelah melakukan presentasi ternyata minimum penerbitan buku adalah 100 halaman dan sedikitnya harus ada 5 bab. Sedangkan guru kelahiran 13 September 1984 ini baru menyelesaikan 60 halaman dan 3 bab. 

 

“Namun, orang bilang sdh terlanjur basah, ya sudah mandi sekalian.” terang Cikgu Tere. 

 

Dengan motto itulah, Cikgu Tere bergegas mencari tambahan 40 halaman dan 2 bab. Dalam proses melengkapi naskah ini, Cikgu Tere pun juga harus menghadapi tantangan pembelajaran Jarak Jauh hingga perannya sebagai ibu rumah tangga. Dirinya pun harus berbagai peran dengan pasangannya agar misi penyelesaian naskah tersebut selesai tepat waktu. 

 

Perjuangan tersebut pun tidak sia-sia. Setelah mengumpulkan naskah sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan, akhirnya saya mendengar hasil paparan dari Penerbit Andi. Hasilnya, naskah Cikgu Tere diterima dan akan diterbitkan oleh Penerbit Andi. 


 

Setelah melalui proof dan mendatangani surat perjanjian, pada tanggal 3 Juli 2020, buku saya resmi diterbitkan. Bahkan, sudah ada preorder atau pemesanannya di kanal Penerbit Andi. 

 

“Saya yakin bahwa setiap orang pasti mempunyai mimpi besar dalam hidupnya. Namun, tidak semua orang dapat mewujudkannya.” Kenang Cikgu Tere.

 

Dengan pengalaman tersebut, Cikgu Tere semakin yakin dengan ungkapannya diawal kelas bahwa setiap orang memiliki mimpi besar dalam hidupnya yang menanti untuk diwujudkan. 

Komentar

  1. Semangat terus untuk menulis.
    Salam Literasi

    BalasHapus
  2. Salam literasi mb ....

    Monggo barang x berkenan berkunjung ke. Blog saya

    http://nurhidayati2010.com/?p=187

    BalasHapus
  3. Semangat terus... alurnya mmengalir. Keren 👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini 5 Tips Paling Ampuh Terbitkan Buku Keren Ala Bu Nora

Silabus Menulis dari pak Akbar Zainudin

Pak Guru Roma Bagikan 4 Tips Paling Jitu Tanamkan Budaya Menulis dalam Diri